𝗖𝗜𝗡𝗧𝗔𝗞𝗨 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗕𝗘𝗥𝗛𝗔𝗥𝗚𝗔, 𝗔𝗗𝗔𝗟𝗔𝗛 𝗦𝗘𝗞𝗔𝗡𝗧𝗢𝗡𝗚 𝗕𝗘𝗕𝗔𝗧𝗨𝗔𝗡 𝗗𝗔𝗟𝗔𝗠 𝗚𝗘𝗡𝗚𝗚𝗔𝗠𝗔𝗡𝗠𝗨
Dan akhirnya, yang kumiliki dari seluruh putaran waktu hanyalah sebuah ragu.
Pertanyaan-pertanyaan itu berakar di kepala seperti sebatang pohon tua— ironisnya cintaku menggantung di antara dahan menanti untuk digugurkan lagi.
Aku telah menjadi setiap hal bagimu, mencoba menahanmu untuk satu purnama berikutnya. Melimpahi rindu yang diam-diam kau susupkan ke perapian.
Acapkali kusaksikan langkahmu melambat di ujung jalan. Kau jatuhkan sesuatu serupa cintaku sebagai bebatuan yang membenam sepanjang arah— untuk berhenti membayangkan aku bersama kepalsuanmu.
Ditulis oleh Safiah Damayanti
Komentar
Posting Komentar