Aku telah jatuh di permukaan bibirmu yang dingin, kemudian tenggelam di lautan puisimu yang hangat. Lantas gagal bangkit kala bermaksud menggapai jendela matamu. Andai bisa, betapa aku ingin mengetuknya dan sekejap saja menyesap wangi hatimu yang selalu sepi. Namun, kedua kakiku terus menerus ditarik oleh monster berwajah luka-lukaku sendiri. 

Tuan, hentikan gerimis dari sudut mata indahmu itu; karna aku semakin menggila dalam diriku.

Ditulis oleh Safiah Damayanti

Komentar

Postingan Populer