𝗣𝘂𝘁𝗶𝗵
Pada satu waktu yang entah kapan, aku berharap, aku punya kesempatan untuk tak lagi mengenal warna-warni cela di wajah cinta yang datang. Hingga, aku tak mengapa, bila kekasih ingkari janjinya untuk tak menghadiahiku dengan luka-luka dan kebodohannya. Hingga, aku tak mengapa, bila hatiku digariskan selamanya untuk menanggung cinta dengan satu-satunya warna. Ialah, putih saja.
Ditulis oleh Xerena Heranata
Komentar
Posting Komentar