𝗦𝗲𝗿𝗶𝗯𝘂 𝗠𝗮𝘄𝗮𝗿 𝗕𝗲𝗿𝘀𝗮𝘆𝗮𝗽

Kabari aku jika mereka telah sampai padamu, Tuan.
Aku baru saja menerbangkan seribu tangkai mawar merah dari jendela berdebu dan tersunyiku. Mereka bersayapkan puisi-puisi lama yang pernah kau tulis untuk melemahkan keakuanku.

Lekat-lekat kuperhatikan mereka berangkat; bagaimana rimbun dedaunan di kebun perlahan dilintasi, bagaimana tatap mereka beradu dengan mata emas rembulan yang sabit, bagaimana kelopak bara mereka berarak bersama kawanan bintang di lapang dan cerahnya langit malam.

Kabari aku jika mereka telah sampai padamu, Tuan.

Perkenankanlah wajah hatiku tampak di hadapanmu sekali lagi. Dahagaku, hanya mau kau. Bukan yang lain.

Ditulis oleh Xerena Heranata  

Komentar

Postingan Populer