[193/365]

''𝑫𝒓𝒂𝒎𝒂 𝑺𝒉𝒂𝒇 𝑲𝒐𝒔𝒐𝒏𝒈''

Kadang bingung sendiri, sama orang yang saling mendahulukan mengisi shaf kosong di masjid saat berjama'ah. Saling menunggu siapa yang mau mengisi? Sampai sholat dimulai pun, masih belum ada yang mau mengisi shaf kosong. Apa sholat pun harus duduk di tempat itu terus setiap malam? Seolah posisi duduk di masjid telah di booking setiap hari. 

Masih bertanya-tanya kenapa sih hal semacam ini gak ada yang mau mengalah. Okelah, kalau ibu-ibu gak ada yang maju. Tapi, anak muda yang lain? Gak ada juga? Heran..

Tadi, barisan kiri dan kananku telah memulai sholat. Aku masih menengok kiri kanan. What?! Shaf tengah masih kosong! Seriusan gak ada yg mau mengisi? Aku juga gak bisa menduplikat diri mengisi bagian kosong itu.

Mereka di barisan belakang maju satu per satu. Tapi, hanya sampai di barisan kedua. Gimana bisa? Kan sudah seharusnya shaf itu harus rapat tanpa celah. Padahal saat ini, aturan sholat bukan lagi harus jaga jarak seperti saat pandemi awal.  

Singkatnya, tadi ada ibu dan anak yang akhirnya maju ke samping ku. Tapi, setelah sholat isya beliau kembali ke belakang. Sepanjang sholat berjama'ah selama Ramadhan, entah berapa kali aku geleng-geleng kepala perkara shaf. 

Bukan juga karena sudah sangat paham soal agama. Hanya, menurutku hal seperti ini bukankah sudah sewajarnya dimengerti? 

Shaf ketika sholat berjama'ah, jangan dibiarkan kosong.

Uneg-uneg ba'da tarawih, 14 April 2022| 21.25

Ditulis oleh Safiah Damayanti

Komentar

Postingan Populer