[83/365]

Dari ributnya manusia berdebat tentang luka, berlomba-lomba tentang sayatan dan goresan. Satu orang justru dengan bodoh menikmatinya, tak mau pusing siapa yang paling dan siapa yang mending. Tak mau tau tentang apa kelanjutan dari duri dan lara, ia dengan acuh menerima dan mengikhlaskan. Tak mau kalah dari satu kegagalan, ia justru menantang langit dan hujan, bersitegang dengan petir dan badai, berdebat dengan alam dan Tuhan. 

Dari samarnya suara angin; 

"Jangan dulu ambil nyawaku, lihat, aku masih tersenyum menikmati hadiahMu, terima kasih, masih sudi memperhatikan".

Ditulis oleh Safiah Damayanti

Komentar

Postingan Populer